5 Pesan Moral Mendalam di Film Kungfu Panda 3
Ada banyak pesan moral yang bisa kita pelajari di film Kung Fu Panda 3. Inilah petuah-petuah yang disampaikan oleh Po dan teman-temannya
Setelah sebelumnya sukses dengan Kungfu Panda 1 dan Kungfu Panda 2, kini si Panda Gembul Po jadi bintang favorite di layar bioskop dengan Kungfu Panda 3. Film besutan sutrada Jennifer Nelson dan Alessandro Carlmi ini tetap menyuguhkan kekocakan dalam setiap aksi kungfu Po dan kawan-kawan. Bedanya, film ke tiga ini dibuat lebih menyentuh dan syarat akan berbagai moral value.
Jika sebelumnya ada merak sebagai sosok antagonis, di Kungfu Panda 3 ada badak jahat bernama Kai. Ulah Kai yang ingin menjadi penguasai dengan memiliki “chi” sejenis nyawa kehidupan, membuat Po harus berjuang kembali. Dalam proses perjuangan itu Po akhirnya menemukan ayahnya dan belajar hidup menjadi seorang Panda setelah sebelumnya dia terbiasa diasuh oleh ayahnya yang ungags.
Film berdurasi hampir 2 jam tersebut menyisipkan berbagai wejangan baik untuk para penikmatnya. Sama sekali tidak ada pesan menggurui, semua nasehat diselipkan dengan sempurna dalam pembicaraan maupun adegan kocak.
You can never see any improvement in your life if you stuck on who you are now
Pesan ini sukses disematkan sejak awal cerita. Dimana sebelumnya Po dan pendekar lain sudah menjadi idola lembah. Namun tiba-tiba Master Shifu mengundurkan diri dan meminta Po untuk menggantikanya mengajar kungfu. Po sempat keberatan dan dia merasa tidak mampu menjadi seorang guru. Po juga mengatakan “ I love who I am now “ yang berarti dia sudah puas dengan apa yang dia dapat sekarang. Po sempat menyerah hingga di akhir cerita dia akhirnya menjadi seorang guru kungfu dan menyadari “Semua terlihat menakutkan sampai akhirnya dia bisa satu step lagi menjadi lebih baik”
Lie to a good propose is okay
Wejangan kedua diberikan saat Po berada dalam konflik dengan ayah kandungnya. Po kecewa karena ternyata sang ayah sudah berbohong. Awalnya, si ayah panda bilang akan mengajarkan Po cara menguasai chi jika Po ikut pulang. Namun setelah beberapa saat, pelatihan itu tidak kunjung datang. Ternyata si ayah panda hanya berbohong, dia hanya ingin menyelematkan Po dari badak jahat yang mengintainya dengan membawanya pergi jauh-jauh. Konflik diredam oleh ayah bebek yang mengatakan “anakmu marah dengan mu? Itu adalah hal normal” .Dia berkata jika diapun pernah membohongi Po selama 14 tahun dengan bilang bahwa Po lahir dari sebutir telur. Kebohongan dengan niat baik masih bisa diampuni. Seorang anak juga akan belajar memahami dan mampu mengerti suatu saat nanti.
Try to find who exactly you are
Pesan ke tiga diberikan saat Po mulai melatih kungfu para pasukan Panda. Mereka dididik sesuai dengan bakat yang setiap Panda miliki. Ada yang suka meluk dan dia dijari caranya memeluk sampai mematikan musuh. Ada yang suka menari dan panda perempuan ini diajari menari dengan kungfu. Dari pelatihan para panda kecil ini penonton diajak untuk menyadari bakat apa yang sebenarnya kita miliki. Temukan itu dan kembangkan.
It is impossible when you alone, but no more when you are together
Awalnya Po ragu dan kesusahan saat dia harus menangani Kai dan pasukan gioknya sendiri. Namun tanpa disangka-sangka, para panda dari kecil sampai tua mau membantu Po. Mereka dengan suka rela belajar kungfu dan mengikuti strategi perang yang Po rancang. Yah, hal ini membuat penonton sadar. Kebersamaan dan kerja sama memungkinkan apa yang mustahil kita lakukan sendiri.
Be happy then everything is going to be easy
Seluruh kekonyolan dan tingkah konyol Po juga mempunyai arti tersendiri. Lihat betapa bersemangatnya dia saat ingin mempelajari hal baru. Po juga sering bertingkah lucu saat harus bertemu musuhnya yang menakutkan. Apa yang di laukan si Panda gembul ini mengajarkan kita untuk selalu optimis dan ceria. Khawatir, bersedih dan muram tidak akan merubah apa-apa