Bagaimana Jika Anda Tak Setuju Dengan Jurusan Pilihan Anak?
Ketika anak sudah dapat memilih keinginannya sendiri, bagaimana cara orang tua menanggapinya? Apalagi jika pilihan anak merupakan bagian dari penentuan masa depannya.
Anak yang sudah beranjak dewasa biasanya mulai membuat pilihan sendiri. Seperti halnya anak yang mandiri memilih jurusan kuliah. Rata-rata, mereka telah memiliki minat tujuan yang impian yang ingin segera mereka wujudkan.
Lalu, bagaimana jika sebenarnya Anda kurang setuju dengan pilihan itu? Apa yang sebaiknya orang tua lakukan?
1. Jangan langsung menghakimi anak
Biasanya ketika orang tua sudah tidak setuju, banyak yang cenderung tidak mau tahu. Bahkan acuh pada alasan yang dimiliki sang anak. Banyak pula yang merasa lebih tahu dan mendikte seperti apa masa depannya nanti. Padahal hal tersebut belum tentu tepat.
Sebagai orang tua, Anda harus dapat memahami pilihan anak. Tanyakan dahulu alasan anak memilih jurusan tersebut; apakah karena kampusnya yang bagus, jurusannya yang populer, atau peluang kerja kedepannya yang terjamin. Dengarkan dahulu seperti apa pandangan anak terhadap pilihannya sehingga Anda juga dapat membuka pikiran lebih luas lagi.
2. Diskusikan kembali dengan anak
Ada faktor lain yang kadang membuat orang tua keberatan dengan pilihan anak. Bisa jadi karena faktor biaya yang memberatkan. Jika ini memang alasannya, Anda bisa mencoba untuk lebih terbuka. Ceritakan kondisi Anda agar anak lebih mengerti.
Cari titik tengahnya. Mungkin dengan mengganti pilihan ke universitas yang lebih affordable. Bisa juga dengan membantunya mencari beasiswa. Jika anak tetap kekeuh, beri tahu anak Anda untuk ikut bekerja sama. Baik dengan sepakat hidup berhemat atau bekerja paruh waktu di negara tujuan.
3. Beri rekomendasi agar anak ikut mempertimbangkan
Anak juga ingin tahu mengapa orang tua tidak setuju dengan jurusan pilihan anak. Ceritakan saja apa yang membuat Anda merasa jurusan pilihan anak kurang pas. Lalu Anda bisa memberikan saran berupa jurusan lain yang lebih berpotensi untuk mengembangkan bakat anak.
Jangan langsung mengatakan jurusan pilihan anak buruk, tetapi katakan bahwa jurusan yang Anda rekomendasikan memiliki kelebihan lain dan dapat disesuaikan dengan kondisi keluarga. Misalnya jurusan pilihan Anda lebih cocok dengan bakat anak, jurusan berada di kampus yang lebih dekat, jurusan tersebut memiliki lulusan yang lebih baik, dan lain-lain.
4. Berusaha memahami pilihan anak dan memberi dukungan
Pasti ada anak yang merasa paling benar dan keras kepala bukan karena tidak ingin mendengarkan saran orang tuanya, tetapi anak memiliki pilihan sendiri dan ingin menentukan jalan hidupnya. Pikirkan bagaimana jika Anda salah memahami keinginan anak dan malah memaksa anak mengikuti jurusan pilihan Anda yang sama sekali tidak mereka minati.
Mungkin Anda akan senang karena memiliki anak yang mau menurut. Nyatanya, anak yang berproses pada jurusan tersebut dan memungkinkan anak merasa stres karena tidak melakukan hal yang mereka sukai. Maka dari itu apapun pilihan anak, selama pilihan tersebut memiliki alasan yang baik, pahami dan dukung anak semaksimal mungkin.
5. Lakukan tes minat bakat untuk membuat titik tengah
Semua diskusi tidak selalu menghasilkan kesepakatan. Mungkin malah bisa membuat hal-hal menjadi lebih rumit. Oleh karena itu, Anda bisa memberikan tes minat bakat untuk anak supaya masing-masing dapat mengetahui minat bakat anak pada saat itu.
Tes bakat minat ini bisa dilakukan secara online. Vista Education pun menyediakan tes bakat minat untuk calon mahasiswa yang ingin kuliah di luar negeri tapi masih bingung memilih jurusan apa.
6. Ajak anak berdiskusi dengan para ahli
Salah satunya dengan para konsultan pendidikan Vista Education. Dengan mendengarkan pendapat orang ketiga, kedua belah pihak akan mendapat insight baru. Apalagi jika saran ini diberikan oleh si expert. Setidaknya, Anda memiliki penengah dan berbagai masukan yang belum terpikirkan sebelumnya.