Hubungan Orang Tua dan Anak di Bali
Tanggal 19 Mei 2015, Vista Education Expo 2015 di jadwalkan ada di Bali. Pameran pendidikan hari ini mempunyai nuansa yang berbeda dibandingkan nuansa pameran-pameran sebelumnya. Sebuah sentuhan dan nuansa mengharukan muncul sejak 10 menit pertama pameran di buka. Tidak hanya terlihat segerombolan anak muda Bali yang lalu lalang di Hall Plumeria, Ibis Styles Hotel, event hari ini di dominasi oleh orang tua yang begitu perduli masa depan sang anak.
Tercatat , lebih dari 5 pasangan orang tua hadir tepat pada pukul 3 sore. Setelah melakukan proses registrasi, para orang tua ini lantas dipandu untuk memasuki ruangan dan menuju booth university yang mereka inginkan. Salah seorang orang tua murid yang kebetulan diwawancara oleh pihak Vista, mengungkapkan alasan menyentuh mengapa mereka datang tanpa sang putra putri. Hal ini ganjal, di kebanyakan pameran pendidikan, peserta biasanya adalah anak-anak muda yang datang bersama teman sebaya. Lantas apa yang terjadi di pameran pendidikan Vista di Bali tahun ini?
Ternyata, kebanyakan pelajar SMA di Bali masih bersekolah pada pukul 2 sampai 4 sore. Sebagian dari mereka juga lantas mengikuti sebuah les atau sedang magang kerja bagi anak SMK. Melihat itu, orang tua di Bali tidak hanya duduk berpangku tangan. Ketika putra putri mereka sedang disibukkan dengan menuntut ilmu, para orang tua juga sibuk merencanakan masa depan mereka. Para orang tua di Bali ini rela datang sendirian untuk berkonsultasi. Hampir keseluruhan orang tua masih terlihat memakai baju kerja. Meski wajah mereka nampak lelah, ekspresi itu berubah menjadi semangat dan optimis ketika mereka mulai berbicara dengan representative kampus.
Melihat apa yang papa mama ini lakukan, sepertinya hubungan orang tua dan anak di Bali memang luar biasa. Ketika di kota besar lain banyak orang tua karir yang minim perhatian pada anak, Bali justru sebaliknya. Bagi orang tua, menentukan langkah untuk pendidikan anak sangatlah penting. Pendidikan di luar negeri juga menjadi solusi mereka yang mulai khawatir dengan pasar bebas. Iya, 2015 dan kedepanya Indonesia mulai berpartisipasi di MEA dan free trade sejenis. Itu mengapa, anak-anak Indonesia harus mempunyai persiapan skill,sofskill dan bahasa Inggris yang mumpuni. Selain itu anak Indonesia memang berhak menempuh pendidikan yang dapat dikompetisikan di era global.