Jika ada ribuan telur di depan mata, telur manakah yang akan kamu pilih? Pastilah telur yang pertama kali menarik perhatianmu. Entah itu karena ukuranya yang besar atau karena mempunyai ciri lain yang membuatnya berbeda dengan yang lain. Analogi ini juga berlaku di dunia kerja. Kita harus mempunyai sebuah hal yang berbeda, special dan lebih dibandingkan dengan orang lain. Jika tidak, sudah pasti kita akan susah menang dalam sengitnya sebuah persaingan.

Salah satu cara untuk membuat kita mempunyai poin tambahan adalah dengan mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Jika orang lain termakan mindset hanya sampai sarjana cukup, namun tidak denga orang-orang konsep persaingan. Khususnya bagi lulusan jurusan bisnis. Sudah tidak terhitung lagi berapa orang yang lulus dengan gelar sarjana bisnis setiap tahun. Namun jumlah lulusan yang bergelar MBA belum seberapa. Alhasil, mereka yang mengantongi MBA berhak duduk di barisan terdepan dan previlage di pasar kerja.

Walaupun Berat, Gelar MBA akan membuatmu merunduk sebentar kemudian melompat lebih tinggi

Bagi sebagian besar orang, menempuh kuliah untuk gelar sarjana berat. Apalagi bagi mereka yang sudah bekerja. Melepas pekerjaan yang sukar di dapat dan kembali ke bangku perkuliahan cukup membuat kita mengeryitkan kening. Belum lagi bagi mereka yang sudah berkeluarga. Kebutuhan pokok yang terus bergulir membuat “kuliah lagi” semakin jauh. Namun, tanpa gelar MBA kamu akan susah naik ke posisi yang lebih tinggi. Pun jika kamu pindah ke perusahaan lain, kemungkinan besar kamu juga akan berada di posisi yang sama. Namun beda cerita jika kamu memiliki gelar MBA. Pengalaman kerjamu sebelumnya dan gelar MBA yang kamu miliki sekarang cukup sempurna membuatmu dinilai ahli dalam teori dan cakap untuk langsung bekerja.

Kembali ke dunia kerja dengan pengalaman serta materi yang akan membuatmu mudah naik gaji

Gelar MBA dan pengalaman kerja yang kamu miliki sebelumnya merupakan sebuah modal berharga. Biasanya, kandidat yang memiliki dua kualifikasi ini bisa mudah melenggang masuk dalam jajaran management. Otomatis, gaji yang di dapatkan akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Yap! Penghasilan masih berkaitan erat dengan pendidikan terakhir yang dimiliki seseorang.

Pengalaman Bekerja Sebelumnya membuat kamu lebih semangat belajar

Mungkin terdegar sedikit aneh, namun inilah faktanya. Bekerja membuat banyak orang baru tersadar. Sebegian besar dari kita masih gambling memilih jurusan dan ilmu apa yang mereka dalami. Namun, saat bekerja kamu baru tahu apa yang kamu senangi dan mana yang tidak. Itu mengapa, banyak pekerja yang menyesal tidak mempelajari suatu hal yang sekarang menjadi rutinitasnya sehari-hari. Bagi mereka yang hopeless, mereka akan tetap mengeluh atau bahkan resign. Namun bagi mereka yang bersemangat, mereka akan dengan senang hari kembali belajar dan mengambil gelar MBA

Kuliah MBA akan memberimu semangat baru yang mungkin sempat hilang selama bekerja

Jenuh, momok paling mengerikan bagi para bekerja. Rasanya, holiday pun tidak menghilangkan rasa tidak nyaman yang satu ini. Dari penelitian, liburan justru membuat mood dan orang lebih bersedih dibandingkan sebelumnya. Iya sih, karena kita tersadar jika liburan telah usai. Adakah cara lain untuk menghilangkan kejenuhan tersebut? Ada! Dengan mengambil gelar MBA. Nyatanya, mereka yang kembali bekerja setelah mendapat gelar MBA lebih bersemangat untuk kembali bertempur di medan pekerjaan. Alasanya sederhana. Karena, kepercayaan diri mereka telah meroket seiring ilmu baru yang mereka dapat, gelar baru yang mereka sandang dan pengalaman kerja sebelumnya tidak membuat mereka buta arah.

MBA membuat kemungkinan kegagalan saat membangun sebuah usaha baru semakin kecil   

Berwirausaha memang membutuhkan banyak persiapan. Resiko yang ditanggung oleh para pengusaha juga lumayan membuat tabungan harus kekurangan beberapa digit. Nah! Dengan mempunyai skill terbaik selepas MBA, kemungkinan bisnismu mentokakan berkurang drastis. Istilahnya, keluar dari MBA akan membuatmu jauh lebih matang memulai bisnis baru.