Kisah Sukses, Nindita Belajar Hospitality di Swiss
“Hospitality, caraku mendapat pengalaman tak ternilai”
Mungkin kata orang benar. Ada dua hal yang tidak bisa dibeli dengan uang di dunia ini. Yang pertama adalah cinta dan yang kedua adalah pengalaman. Terutama pengalaman, meskipun kita sudah membacanya jutaan kali, melihatnya di televise dan mendengarnya dari banyak orang, tapi pengalaman itu hanya bisa kita dapatkan saat kita merasakanya langsung. Salah satunya adalah pengalaman belajar di luar negeri. Banyak anak Indonesia yakin, dengan study overseas, mereka akan mendapatkan banyak hal yang tidak semua orang bisa miliki. Yaitu ilmu, kesempatan untuk melihat dunia luar dan juga sebuah kemandirian.
Hal ini juga berlaku pada salah satu putri kebanggan Indonesia bernama Nindita. Meskipun berasal dari keluarga dengan latar belakang bisnis kuat, Nindita mau belajar jauh sampai ke Switzerland. Putri pemilik Blue Bird Indonesia ini mengaku ingin mendapatkan pengalaman dan juga kemandirian yang tidak bisa dia peroleh hanya di Indonesia.Akhirnya, setelah berkonsultasi bersama Vistaeducatation, Nindita memutuskan untuk masuk dalam jurusan Hospitality Glion. Yah, hospitality adalah pilihan yang tepat. Nindita mengaku tertarik dengan dunia perhotelan sejak kecil. Selain itu, hospitality juga bersifat global. Dengan berbagai ilmu yang diajarkan di hospitality seperti management dan how to satisfy customer , Nindita akan tetap mampu mengembangkan usaha yang dirintis oleh ayahnya.
Sekarang, Nindita sudah menjadi mahasiswa aktif Glion. Di sela-sela kesibukanya belajar di Swiss, Nindita masih sempat berbagi pengalamanya dengan anak Indonesia yang lain. Menurut gadis cantik ini, hal yang paling dia sukai dari Swiss adalah lingkungannya yang bersih. Dia juga mengaku gampang pergi ke kota-kota lain di Eropa. Selama disana, dia mengagumi betapa teratur, bersih dan eloknya alam Swiss. Alhasil, Nindita terlihat semakin betah dan nyaman belajar.
Saat ditanya pendapatnya mengenai Glion, dia menjawab dengan lantang. Seru!. Dia bahkan dekat dengan kakak-kakak kelasnya. Nindita so excited menunggu momen saat dia bisa keliling dunia nanti. Yap, belajar hospitality terutama di Glion, memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk belajar di kota dan Negara lain. Tahun ini di Swiss, mungkin tahun depan di UK. Pokoknya seru. Dia juga suka kota dimana sekarang dia belajar. Menurutnya Montreux adalah kota kecil yang menyenangkan. Dengan berjalan kaki, dia bisa menjangka banyak tempat dengan cepat.
Terlepas dari pesona alam dan juga keseruan Nindita di Swiss, dia tetaplah seorang gadis biasa. Terkadang, Nindita masih merasa rindu dengan orang tua. Dia juga rindu masakan-masakan Indonesia yang tentu saja susah ditumakan di Eropa. Tapi Nindita tidak akan lama-lama bersedih. Toh juga sekarang teknologi semakin hebat. Nindita bisa menggunakan skype untuk menghubungi mama papanya. Dan rasa rindunya pada makanan Indonesia dapat sedikit terobati dengan berbelanja di asian corner.
Di akhir sesi wawancara, Nindita juga berpesan untuk datang bersama orang tua di hari pertama dia menginjakkan kaki di luar negeri. Selain untuk mendapat dongkrak semangat, setidaknya orang tua juga akan membantu kita mempersiapkan kebutuhan kita.
Yap! Benar Nindita. Orang tua adalah factor utama mengapa kita harus belajar giat dan teguh. Mungkin sekarang kita hanya mampu meminta ini itu ke orang tua. Tapi setelah menempuh dan berhasil berjuang kuliah di luar negeri, kita akan membuat mereka bangga.
Salam hangat dari Nindita untuk seluruh anak Indonesia