Mengenal Lebih Dekat Marketing -Memanfaatkan Rasa Takut-
Pernyataan bahwa manusia adalah mahluk yang sempurna sedikit dipertanyakan akhir ini. Faktanya, manusia tidak mempunyai kaki secepat cetah untuk berlari. Manusia juga tidak mempunyai gigi tajam atau cakar saat untuk mempertahankan diri sendiri. Manusia juga mempunyai phobia bahkan pada serangga kecil sekalipun.Banyak orang juga takut untuk berbicara di depan umum, takut untuk makan ini itu, tidak berani untuk melakukan ini itu. Lantas, mengapa ada istilah manusia adalah mahkluk paling sempurna?. Jawabanya adalah : karena kita mampu beradaptasi. Setiap rasa takut yang kita miliki adalah alasan mengapa sampai sekarang kamu masih bernafas dan membaca artikel ini.
Jika kamu sudah menonton “The Good Dinosaur”, kamu akan paham bagaimana rasa takut akan membuatmu tetap hidup. Dalam film itu, dikisahkan dinosaurus kecil bernama Arlo yang penakut. Namun, rasa takutnya itulah yang membuat dia berhati-hati dan belajar dari pengalaman untuk semakin kuat. Dikisahkan Arlo akhirnya mampu untuk kembali ke rumahnya setelah sempat tersesat. Rasa takut Arlo untuk tidak lagi bisa melihat wajah ibunya lebih kuat dari pada rasa takutnya pada alam liar.
Di dunia nyata, kita banyak melihat dan menggunakan alat-alat yang dibuat berdasarkan rasa takut. Seperti gedung-gedung berfondasi kuat dan pencakar langit yang dibuat manusia karena takut akan gempa dan kurangnya lahan. Senjata api juga dibuat untuk melindungi diri dari bahaya. See? Rasa takut adalah motivasi terbesar manusia untuk selalu menghidupkan insting bertahan mereka.
Dalam dunia bisnis, aspek psychology seperti rasa takut menjadi faktor penting dalam mengembangkan marketing campaign. Setidaknya ada dua hal yang menerangkan bagian terpenting rasa takut saat kita tertekan :
- Perceived Vulnerability : “Apakah hal itu akan melukai saya?”
- Perceived Severity :”Seberapa parah luka yang ditimbulkan?”
Jika seseorang merasakan dua tekanan diatas sekaligus, sudah dipastikan mereka akan mengambil sebuah tindakan. Namun, sebuah penelitian membeberkan jika dua hal diatas akan menimbulkan dua jenis respon. Pertama adanya sebuah aksi, ke dua adalah “willing to give up” .
Ada faktor ke tiga yang menentukan manusia akan melakukan sebuah aksi. Faktor tersebut adalah Efficacy. Efficancy adalah persepsi seseorang mengenai kemmapuan mereka mengatasi tekanan yang diberikan. Jika mereka yakin bisa, sudah pasti respon yang diberikan adalah aksi.
Di dunia bisnis, rasa takut digunakan untuk menuntun seseorang menjadi customer. Apabila perusahaan berhasil memberikan 3 sugesti yaitu :
- Anda mungkin akan terkena dampak sebuah masalah
- Jika itu terjadi, maka Anda akan terluka
- Anda mampu untuk menghalau dampak menyakitkan tersebut
Contohnya adalah “fear trick” yang digunakan oleh The World Wildlife Fund (WWF). Untuk mengumpulkan donasi dari masyarakat, WWF rajin memberikan informasi, ads dan gambar yang mendorong mereka visitors untuk memberikan donasi.
Hal yang sama juga dilakukan oleh marketing Victoria Secret. Dalam salah satu ads, mereka menggunakan kalimat “Last day to buy”, “Ends tomorrow “, “today only sale” . Kalimat-kalimat last day, ends dan today only memberikan rasa takut pada calon pembeli kalau-kalau mereka akan ketinggalan moment.