Mitos atau Fakta, IELTS Lebih Susah dari TOEFL?
Siapa yang masih menganggap IELTS lebih susah dari TOEFL? Kamu harus tahu penjelasannya disini supaya hal tersebut tidak terus menghantui
Sertifikat kemampuan bahasa Inggris adalah syarat penting kuliah di luar negeri. Namun, setiap negara memiliki persyaratan tes bahasa inggris yang berbeda. Ada 2 tes yang paling terkenal. Tes TOEFL dan IELTS. Banyak orang berkata IELTS lebih susah dari TOEFL, mitos atau fakta sih? Kita cari tahu dulu perbedaan kedua tes tersebut.
Perbedaan IELTS dan TOEFL
IELTS (International English Language Testing System) dan TOEFL (Test of English as Foreign Language) sama-sama merupakan tes untuk menguji kemampuan berbahasa inggris, baik dalam menulis, membaca, maupun berbicara. Kedua tes ini sama-sama memiliki 4 bagian tes, yaitu reading, listening, writing, dan speaking.
Umumnya, tes IELTS digunakan untuk memenuhi persyaratan institusi di Australia, Inggris, dan Selandia Baru. Sedangkan tes TOEFL umumnya diminta oleh universitas atau institusi dari Amerika Serikat dan Kanada.
Dari waktu pengerjaan kedua tes ini pun berbeda. Tes TOEFL dikerjakan dalam durasi 3-4 jam. Di sisi lain, IELTS membutuhkan waktu pengerjaan lebih singkat, yaitu selama 2 jam 45 menit. Lalu, apakah tingkat kesulitan antara dua tes tersebut berbeda? Katanya, IELTS lebih susah ketimbang TOEFL. Yuk kita bongkar satu per satu.
IELTS membuatmu lebih berani speaking
Sistem sesi speaking di kedua tes berbeda. TOEFL iBT akan memanfaatkan komputer untuk merekam speaking-mu, kemudian penilai akan mengevaluasinya. Beda lagi dengan IELTS, kamu harus berbicara dan berhadapan langsung dengan sang penguji.
Mungkin, sebagian dari kalian ada yang lebih suka bertatapan langsung dengan tim penilai. Suara kalian akan terdengar jelas dan ekspresi speaking juga dapat disampaikan dengan baik. Hal ini tidak berlaku bagi orang yang suka gugup dan cenderung menghindari komunikasi langsung berbahasa Inggris. Apa boleh buat kalau memang harus tes IELTS? Tes tersebut akan membuatmu lebih berani speaking, percaya diri bahwa kamu juga memiliki value yang patut dipertimbangkan.
Aksennya berbeda, menurutmu lebih susah yang mana?
Sudah tahu belum kalau kedua tes ini punya aksen yang berbeda di sesi listening? TOEFL menggunakan aksen American English. Aksen pada sesi listening tes IELTS cenderung menggunakan British English yang mencakup Britania dan Australia. Aksen yang terkenal dengan keunikannya. Kamu yang terbiasa mendengar aksen Amerika, mungkin akan merasa kesulitan ketika tes IELTS, begitupun sebaliknya.
Di luar itu, banyak orang bilang aksen yang digunakan pada sesi speaking harus sesuai tesnya karena akan mempengaruhi nilai. Padahal sebenarnya bebas kok dan sah-sah saja mau pakai aksen yang mana, asal pelafalannya tepat. Tidak harus sesuai penyelenggara resminya sampai mengharuskan kamu pakai aksen Amerika untuk TOEFL dan aksen Inggris untuk IELTS.
Jeda waktu dan jenis soalnya jadi plus minus
Meskipun sesi tes IELTS terlihat lebih singkat, tapi terdapat jeda waktu setiap pergantian sesinya. Jadi kamu bisa menghela napas dan beristirahat sejenak. Jeda waktu ini tidak ada di tes TOEFL. Kalau soal tes TOEFL hanya berbentuk pilihan ganda (selain writing), maka tes IELTS memiliki bentuk soal yang lebih beragam. Beragamnya jenis soal IELTS bisa bikin sebagian orang pusing.
Tapi ada juga kok keuntungan yang bisa didapat pada tes IELTS, tepatnya di sesi listening, yaitu kamu bisa menjawab sambil mendengarkan soalnya. Sedangkan di TOEFL kamu baru bisa jawab setelah mendengarkan listening-nya, jadi kamu harus lebih mengingat apa saja yang dibicarakan speaker-nya.
Kesimpulannya, kamu harus mempertanyakan dulu kepada dirimu sendiri. Apakah kamu mudah memahami British Accent? Sulitkah melakukan speaking di depan orang secara langsung dengan aksen yang jelas? Bentuk soal yang beragam apakah tidak menjadi masalah? Bisakah kamu mengerjakan soal dalam waktu kurang dari 3 jam?
Kalau pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak menjadi masalah bagimu dan kamu siap menghadapinya, maka IELTS lebih susah dari TOEFL hanya mitos bagimu. Bisa jadi TOEFL yang menurutmu lebih susah atau menganggap bahwa IELTS dan TOEFL memiliki bobot yang sama.