Tips Menghadapi 3 Dilema yang menghentikan langkahmu kuliah ke luar negeri
Kuliah ke luar negeri selalu menjadi incaran dan impian semua orang. Banyak yang berjuang untuk mewujudkanya sampai titik darah penghabisan. Ada juga yang menyerah karena berbagai alasan. Entahlah, tiga alasan utama seperti financial, takut kangen rumah dan takut tidak bisa beradaptasi menjadi sebuah hal yang menghentikan langkah mereka. Padahal, jika mereka masih ingin berusaha, banyak kok cara untuk menyelesaikan tiga dilemma tersebut
Dilema Financial
Untuk mengatasi dilemma financial, kamu masih bisa bekerja paruh waktu selama kuliah ke luar negeri. Walaupun, setiap Negara mempunyai kebijakan masing-masing untuk mahasiwa part-time. Termasuk juga jam kerja yang diberikan dan upah minimal. Walupun terhitung sebagai kerja sampingan, para part-time worker tetap mendapat hak dari pemerintah. Karena, program part-time untuk mahasiswa asing memang ditujukan untuk membantu financial, dan tidak menggangu jam belajar.
Nah! Lima Negara dibawah ini, adalah Negara yang memberikan fasilitas terbaik untuk mahasiswa part-time.
Australia
Pemerintah Australia memberikan kesempatan kerja 20 jam setiap minggu untuk bekerja paruh waktu. Tapi sebelum kamu melamar pekerjaan, pastikan visa yang kamu miliki memberikan izin untuk part-time job. Rata-rata gaji yang didapatkan mahasiswa part-time job di Australia adalah 10juta setiap bulan.
USA
USA mempunyai peraturan yang cukup ketat untuk mahasiswa yang bekerja. Di tahun pertama, mereka hanya bisa bekerja di dalam kampus. Contohnya di cafeteria, perpustakaan dan lab komputer. Mereka harus menunggu sampai tahun ke dua dan mendapatkan perizinan Designated School Office (DSO) untuk bisa bekerja di luar universitas.
United Kingdom (UK)
Izin untuk bisa bekerja paruh waktu di UK tertera bersamaan dengan visa pelajar. Rata-rata kamu bisa bekerja selama 20 jam dalam satu minggu. Dan full time saat liburan atau semester-break. Upah yang bisa kamu dapatkan sebagai seorang part-time worker di UK adalah 12juta per Bulan.
Singapore
Singapore tidak hanya terkenal dengan Negara yang mempunyai strick rules di kehidupan sehari-hari. Tapi juga mempunyai strick rules untuk mahasiswa asing yang bekerja. Maksimal waktu kerja yang diberikan dalam satu minggu adalah 16 jam. Selain itu, hanya mahasiswa dari universitas-universitas yang diakui oleh pemerintah setempat yang boleh mendapatkan part-time job. Gaji yang mungkin mereka dapatkan adalah $8-$10/ Jam.
Malaysia
Malaysia juga masuk dalam Negara yang cukup mudah mendapatkan pekerjaan part-time. Di Negara jiran tersebut, mahasiswa diizinkan bekerja selama 20 jam setiap minggu. Upah minimum yang bisa diperoleh adalah RM 4 –RM 8.
Dilema “Takut Kangen Rumah”
Rasa rindu dan takut akan hidup jauh bersama orang tua memang terlihat mengerikan di awal. Namun, sebenarnya setiap rasa takut itu hanyalah sementara. Saat kamu disana, kamu akan sibuk karena harus mengexplorasi tempat-tempat baru. Kamu juga akan mendapat teman-teman baru dari berbagai Negara. Selama kamu bisa membaur dan mencari berbagai aktifitas untuk menyibukkan diri , rasa takut itu akan hilang dengan sendirinya. Toh juga kamu bisa menghubungi rumah kapan saja kamu mau melalui skype atau aplikasi lain. Tapi saran sih, jangan sering-sering menghubungi rumah tapi jangan menghilang juga. Setidaknya kamu bisa menelfon rumah satu bulan sekali.
Dilema “Tidak bisa beradaptasi”
Culture shock bisa menjadi sebuah serangan utama yang akan kamu hadapi saat kuliah ke luar negeri. Ya maklum sih, kamu akan hisup di lingkungan baru, mengenal kebudayaan baru dan masih banyak lagi. Tapi jangan risau, banyak universitas yang sudah mengantisipasi seluruh efek culture shock yang mungkin dialami oleh mahasiswa internasional. Contohnya seperti melakukan gathering bersama, mengadakan orientasi mahasiswa baru yang bertujuan mengenalkan budaya dan membuat mahasiswa saling mengenal satu sama lain.